MAKALAH DOPPLER DAN FUNDUSCOPE






FISIKA KESEHATAN
“ DOPPLER DAN FUNDUSCOPE “




KELOMPOK 10
KELAS = C

1.      Vinsensia K. Boru
2.      Wulandari Amrun R
3.      Yolenta Wulandari M
4.      Zarina Adi Safitri





PROGRAM DIII KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA
MALANG
2015


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah FISIKA KESEHATAN ini dengan judul “ DOPPLER DAN FUNDUSCOPE ” Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah FISIKA KESEHATAN program studi DIII AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA MALANG.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Dony, selaku direktur AKBID WIRA HUSADA NUSANTARA
2.      Bapak Prof  Waigo Haji Nugroho,selaku ketua yayasan AKBID WIRA HUSADA NUSANTARA
3.      Dr. Moh. Yunus M.Kes selaku dosen mata kuliah Fisika Kesehatan
4.      Orang tua tercinta yang selalu mendukung,mendoakan,dan memberikan bantuan baik moral maupun material
            Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaanya,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umum

 Malang , 06 Juni 2015

Penulis           



DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................................         i
Daftar Isi ......................................................................................................................         ii
BAB I             Pendahuluan ........................................................................................        1
A.    Latar Belakang .................................................................................        1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................        2
C.     Tujuan ...............................................................................................       2
BAB II            Isi ............................................................................................................       3
A.    Pengertian doppler ............................................................................       3
B.     Sejarah perkembangan doppler .........................................................       3
C.     Aplikasi klinis doppler ......................................................................       4
D.    Diagnostik doppler ............................................................................      4
E.     Bagian – bagian doppler ...................................................................       11
F.      Pengertian dan fungsi funduscope ...................................................       11
G.    Cara kerja funduscope ......................................................................       11
BAB III          Penutup .................................................................................................        13
A.    Kesimpulan .......................................................................................       13
B.     Saran .................................................................................................       15
Daftar Pustaka ..............................................................................................................       16


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Selama masa kehamilan tentunya ibu selalu berharap yang terbaik untuk janin di dalam kandungan. Tak urung tiap kali melakukan pemeriksaan ke dokter atau bidan, ibu akan bertanya-tanya bagaimana keadaan janin. 
Pemantauan janin tentunya tidak bisa dilakukan dengan kasat mata. Maka dari itu, biasanya pemantauan dilakukan dengan mendengarkan denyut jantungnya. Bukan hanya memantau apakah denyut jantung janin keras atau lemah, tetapi juga dilihat perubahan iramanya terutama saat terjadi kontraksi rahim. Ketika janin stress, denyut jantung yang tadinya berirama dan cepat bisa jadi tidak berirama dan melemah. Hal ini perlu diketahui untuk mengetahui sejauh mana toleransi janin terhadap proses persalinan sehingga dokter atau bidan bisa memutuskan apakan perlu intervensi atau tidak. Sebagai informasi denyut jantung normal janin adalah 120-160 per menit dengan variabilitas 5-25 denyut per menit.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari doppler ?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan doppler ?
3.      Apa saja aplikasi klinis dari doppler ?
4.      Bagaimana diagnostik doppler ?
5.      Apa saja bagian – bagian dari doppler ?
6.      Apa pengertian dan fungsi dari funduscope ?
7.      Bagaimana cara kerja dari funduscope ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari doppler.
2.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan doppler.
3.      Untuk mengetahui aplikasi klinis dari doppler.
4.      Untuk mengetahui diagnostik doppler.
5.      Untuk mengetahui bagian – bagian dari doppler.
6.      Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dari funduscope.
7.      Untuk mengetahui cara kerja dari funduscope.
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Doppler
Fetal doppler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat non invasif.
Doppler juga merupakan alat yang digunakan untuk mendengarkan detak jantung janin selama masih ada didalam kandungan. Doppler biasanya terdapat di ruang kebidanan untuk membantu perawat dalam untuk mengetahui kondisi jantung janin dalam kandungan ibu. Doppler menggunakan 2 sensor yaitu :
  1. Ultrasound Menggunakan transmitter dan receiver, Keuntungannya lebih peka dan akurat, tetapi harganya lebih mahal.
  2. Mikrosound Tidak menggunakan transmitter dan receiver.Hanya menerima, tidak memancarkan,sehingga kurang peka.

B.     Sejarah Perkembangan Doppler
Prinsip doppler pertamakali diperkenalkan oleh Cristian Jhann Doppler dari Australia pada tahun 1842. Di bidang kedokteran penggunakaan tekhnik Doppler Ultrasound pertamakali dilakukan oleh Shigeo Satomura dan Yosuhara Nimura untuk mengetahui pergerakan katup jantung pada tahun 1955. Kato dan Izumi pada tahun 1966 adalah yang pertama menggunakan ociloscope pada penggunaan Doppler Ultrasound  sehingga pergerakan pembulauh darah dapat didokumentasikan.
Pada tahun 1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang memperkenalkan penggunaan Doppler velocimetri di bidang kebidanan dengan menggambarkan tentang spektrum Doppler dari arteri umbilikalis. Sementara itu, di Barat penggunaann velocimetri  Doppler di bidang kebidanan baru dilakukan pada tahun1977. Pada awal penggunaan Doppler Ultrasound  difokuskan pada arteri umbilikalis, tetapi pada perkembangan selanjutnya banyak digunakan untuk pembuluh darah lainnya.
Sedangkan untuk fetal dopler sendiri  diciptakan pada tahun 1958 oleh Dr Edward H.Hon, yakni sebuah Doppler monitor  janin atau Doppler monitor denyut jantung janin
dengan transduser genggam ultrasound yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung dari janin. Edward menggunakan Efek Doppler untuk memberikan stimulasi terdengar dari detak jantung. Untuk perkembangan selanjutnya, alat ini  menampilkan denyut jantung janin per menit. Penggunaan alat ini dikenal sebagai auskultasi doppler.

C.    Aplikasi Klinis
Aplikasi klinis dari Doppler yaitu:
1.      Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai reflektor yang bergerak.
2.      Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan menilai ritme denyut jantung bayi.

D.    Diagnostik Doppler
Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.
Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti pada velocimetri Doppler maupun  USG. Untuk fetal Doppler,  agar bisa menangkap suara detak jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara kearah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup keras yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi energi suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi energi listrik. Pada

velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang diperoleh dan ditampilkan pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang pantulan ultrasound.
Prinsip Kerja Mesin Ultrasonography (USG) Doppler
Prinsip kerja Ultrasonography Doppler didasarkan pada efek Doppler. Bila obyek merefleksikan gelombang ultrasonik maka berpindah mengubah frekuensi pantulan, sehingga membuat frekuensi lebih tinggi. jika merupakan perpindahan menuju / mendekati probe dan frekuensi lebih rendah jika merupakan perpindahan menjauhi probe. Seberapa banyak frekuensi yang diubah tergantung pada seberapa cepat obyek berpindah. Doppler ultrasonik mengukur perubahan dalam frekuensi pantulan untuk dihitung seberapa cepat obyek berpindah. Ultrasonik Doppler telah banyak digunakan untuk mengukur kecepatan aliran darah.
kecepatannya dapat ditentukan dan divisualisasikan. Hal ini merupakan pemakaian khusus dalam pengamatan cardiovascular (sonography dari sistem vascular dan jantung) dan secara esensial banyak area yang demikian seperti penentuan aliran darah balik dalam portal hipertensi hati vasculature.
Gambar
·         Ultrasonography doppler untuk mengukur aliran darah melalui jantung
·         Arah aliran darah ditunjukkan pada layar dengan warna yang berbeda 
Informasi Doppler diperagakan secara grafik dengan menggunakan spektrum Doppler atau sebagai gambar dengan menggunakan warna Dopller (directional Doppler) atau power Dopller (non directional Doppler). Dopler ini mengalami pergeseran turun dalam cakupan suara yang dapat didengar dan sering pula dipresentasikan dapat didengar dengan menggunakan speaker stereo, meskipun pulsa suara buatan tetapi menghasilkan suara yang sangat berbeda.



Gambar
Spektrum Doppler Arteri

Gambar
Spektrum warna arteri yang sama
Pada hakekatnya, mesin ultrasonographic paling modern tidak menggunakan Efek Doppler untuk mengukur percepatan, sebagaimana telah dipercayakan pada lebar pulsa Doppler. Mesin lebar pulsa memancarkan pulsa ultrasonik, kemudian disaklar dalam mode menerima. Dengan demikian pulsa direfleksikan sehingga yang diterima bukan subyek pergeseran phasa, melainkan seperti resonansi tidak kontinyu. Oleh karena itu dengan membuat beberapa pengukuran, pergeseran phasa dalam urutan pengukuran dapat digunakan untuk mencapai pergeseran frekuensi (karena frekwensi adalah tingkat perubahan phasa). Untuk mencapai pergeseran phasa antara sinyal yang dipancarkan dan yang diterima, pada umumnya digunakan satu dari dua algoritma Kasai atau cross-correlation.



Mesin ultrasonography lama yang menggunakan Doppler gelombang kontinyu atau continue wave (CW), memperlihatkan Efek Doppler seperti yang telah diuraikan di atas. Untuk melakukan hal tersebut, transduser pengirim dan penerima harus dipisahkan. Sebagian
besar penggambaran kembali mesin gelombang kontinyu, tidak dapat memberikan informasi jarak, hal ini merupakan keuntungan besar dari sistem pulsa wave (PW), dimana waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa dapat diubah ke dalam informasi jarak dengan mengetahui kecepatan suaranya. Dalam masyarakat sonograph (walaupun bukan dalam masyarakat pengolah sinyal), terminology ultrasonik Doppler telah diterima berlaku pada kedua sistem baik pada sistem Doppler PW maupun sistem Doppler CW meskipun mempunyai mekanisme yang berbeda untuk mengukur kecepatan.
Bagian-Bagian Mesin Ultrasonography
Mesin ulltrasonography pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
ü  Probe transduser yang berfungsi mengirim dan menerima gelmbang suara.
ü  Central Processing Unit (CPU) yang melakukan semua perhitungan dan berisi sumber daya untuk komputer dan probe transduser.
ü  Pulsa control transduser berfungsi mengubah amplitudo, frekuensi dan durasi dari pulsa yang diemisikan dari probe transduser.
ü  Monitor yang menampilkan dan memperagakan kandungan, kelenjar prostat, perut, kandungan, dan gambar dari data ultrasonik yang telah diproses oleh CPU.
ü  Keyboard untuk memasukan data dan mengambil hasil pengukuran untuk ditampilkan dan diperagakan.
ü  Piranti penyimpan (disket, CD) diperlukan untuk menyimpan gambar yang dibutuhkan.
ü  Printer untuk mencetak gambar dari tampilan dan peragaan data.
Gambar
Bagian-bagian mesin ultrasonography


1.      Probe Transduser
Probe transduser merupakan alat utama dari mesin ultrasonography. Probe transduser membuat gelombang suara dan menerima pantulan, atau bisa dikatakan probe transduser merupakan mulut dan telinganya mesin ultrasonography. Probe transduser membangkitkan dan menerima gelombang suara dengan menggunakan prinsip yang dinamakan efek piezolistrik (tekanan listrik), yang telah diketemukan oleh Pierre dan Jacques Currie pada tahun 1880. Dalam probe transuser terdapat satu atau lebih kristal piezolistrik. Bila arus diberikan ke Kristal, maka Kristal dengan cepat berubah bentuk  Kecepatan berubah bentuk atau vibrasi akan menghasilkan gelombang suara. Sebaliknya bila suara atau tekanan gelombang dikenakan pada kristal maka akan menghasilkan arus. Oleh karena itu, beberapa Kristal dapat digunakan untuk mengirim dan menerima gelmbang suara. Probe transduser juga mempunyai penyerap suara untuk mengeliminasi pantulan balik dari probe itu sendiri, dan sebuah lensa akustik untuk membantu memfokuskan emisi gelombang suara.
Probe transduser mempunyai banyak bentuk dan ukuran. Bentuk probe menentukan pandangan bidang dan frekuensi emisi gelombang suara, kedalaman penetrasi gelombang suara dan resolusi gambar. Probe transduser mungkin berisi satu atau lebih elemen Kristal, dalam probe multiple elemen Kristal, setiap Kristalnya memiliki rangkaian sendiri. Probe multiple elemen Kristal memiliki keuntungan bahwa berkas dapat dikendalikan dengan mengubah waktu pengambilan pulsa setiap elemen, pengendalian berkas penting, khususnya pada cardiac ultrasononography. Probe transduser dapat dipindahkan sepanjang permukaan tubuh, dan banyak probe transduser yang dirancang untuk dapat disisipkan melalui variasi lubang tubuh (seperti vagina, dubur) sehingga dapat lebih membuka organ yang diperiksa (seperti kandungan, kelenjar prostat dan perut. Dengan lebih membuka organ tubuh tersebut memungkinkan untuk melihat lebih detail. 
2.      Central Processing Unit (CPU)
CPU merupakan otak mesin ultrasonography. Pada dasarnya CPU merupakan unit pengolah atau pemroses dari sebuah komputer yang berisi chip mikroprosessor, penguat dan power supplay untuk mikroprosesor dan probe transduser. CPU mengirim arus listrik ke probe tansduser untuk mengemisikan gelombang suara dan


juga menerima pulsa listrik dari probe pantulan. CPU melakukan semua perhitungan meliputi pemrosesan data. Satu bahan data diproses, CPU membentuk gambar dalam monitor. CPU dapat juga menyimpan data yang telah diproses atau menyimpan pada disk.
3.      Transduser Pengontrol Pulsa
Transduser pengontrol pulsa memungkinkan operator yang disebut ultrasonographer mengatur dan mengubah frekuensi dan durasi pulsa ultrasonik, sebagus scan mode mesin. Komando dari operator diterjemahkan ke dalam perubahan arus listrik yang diaplikasikan pada kristal piezolistrik yang merupakan probe transduser.
4.      Monitor Peraga
Monitor Peraga berupa monitor computer yang menunjukkan pemrosesan data dari CPU. Monitor Peraga ada yang hitam putih dan juga ada yang berwarna tergantung dari jenis model mesin ultrasononography. 
5.      Keyboard/Cursor
Mesin ultrasonography memiliki keyboard dan kursor. Piranti ini memungkinkan operator menambah catatan dan pengukuran dalam melakukan pengambilan data pengukuran.
6.      Disk Storage
Data dan atau gambar yang diproses dapat disimpan dalam disk. Disk bisa berupa hardisk, floppy disk, flash disk, compact disk (CD) dan digital video disk (VCD dan DVD). Pada umumnya pasien scan ultrasonography menyimpan data dan atau gambar pada flash disk yang dilengkapi dengan arsip catatan medis pasien.
7.      Printer
Mesin Utrasonography kebanyakan mempunyai printer thermal yang dapat digunakan untuik mencetak gambar hardcopy dari gambar yang diperagakan.pada monitor.
Fetal  Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh stetoskop janin .  Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ.


Fungsi Doppler adalah untuk mendeteksi detak jantung pada janin, yang biasanya digunakan pada usia kehamilan 16 minggu keatas.
 
Cara Kerja Blok Diagram Doppler
            Doppler menggunakan frekuensi sebesar 2,25 MHz yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung janin  usia 16 minggu, frekuensi dibangkitkan oleh oscilator kemudian dipancarkan oleh transmitter ke media pengukuran dan hasil pengukuran diterima kembali oleh reciever, lalu sinyal masuk ke pre-amp untuk dikuatkan kemudian disaring melalui filter dan dikuatkan oleh amplifier (penguat akhir). Kemudian output dari amplifier masuk ke ADC (analog to digital converter)  dirubah menjadi data digital. Kemudian ditampilkan jumlah detakan jantung janin yang terukur  melalui display dan speaker.
Cara Pengoperasian
1.      Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan Doppler
2.      Beri GEl pada tranduser
3.      Letakkan tranduser pada objek
4.      Settingan volume agar detak jantung janin terdengar melalui speaker
5.      Hitung detak jantung janin selama 1 menit
6.      Detak janin akan ditampilkan pada display






E.     Bagian – bagian doppler


Keterangan
·         Tranduser : ini diletakkan diatas obyek (perut). Dalam tranduser ini terdapat : oscilator yang mengbangkitkan frekuensi, transmitter memancarkan frekuensi yang dibangkitkan oscilator, reciver menerima frekuensi yang terpantulkan oleh obyek.
·         Settingan volume : untuk mengatur tinggi rendahnya suara.
·         Speaker : untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara.
·         Display : sebagai penunjukan nilai denyut jantung yang terukur.

F.     Pengertian dan Fungsi Funduscope
Funduscope adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi / mendengarkan denyut jantung janin. Alat ini fungsi hampir sama dengan Stetoskop

G.    Cara kerja Alat Funduscope
dalam menggunakan alat funduscope ini, sebelum menggunakan funduscope lakukan pemeriksaan leopold terlebih dahulu pada ibu hamil pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jika pemeriksaan leopold sudah dilakukan dan sudah menemukan bagian punggung
                                        

janin di sebelah kanan / kiri ibu pada pemeriksaan leopold 2 biasa dikenal dengan puka
( punggung kanan ) / puki ( punggung kiri ). Letakkan funduscope pada perut ibu sesuai dengan posisi puka / puki pada janin, dengarkan detak jantung janin sambil memegang tangan ibu untuk merasakan nadi ibu, jika kecepatan djj sama dengan nadi ibu berarti itu bukan djj tapi nadi ibu. DJJ normal : 120 – 160 x/menit.
Cara menghitung djj ada tiga cara, antara lain :
1.      Hitung Djj selama 1 menit penuh.
2.      Hitung Djj selama 30 detik kemudian hasil x 2.
3.      Hitung Djj 5 menit pertama dihitung
      5 menit kedua tidak dihitung
                              5 menit ketiga dihitung
                              5 menit keempat tidak dihitung
                              5 menit kelima dihitung
            Kemudian hasilnya x 4.


BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Fetal dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat non invasif.
Fetal dopler sendiri  diciptakan pada tahun 1958 oleh Dr Edward H.Hon, yakni sebuah Doppler monitor  janin atau Doppler monitor denyut jantung janin
Aplikasi klinis dari Doppler yaitu:
1.      Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai reflektor yang bergerak.
2.      Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan menilai ritme denyut jantung bayi.
Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.
Fetal  Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh stetoskop janin .  Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ.
Fungsi Doppler adalah untuk mendeteksi detak jantung pada janin, yang biasanya digunakan pada usia kehamilan 16 minggu keatas.



Cara Pengoperasian
1.      Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan Doppler
2.      Beri GEl pada tranduser
3.      Letakkan tranduser pada objek
4.      Settingan volume agar detak jantung janin terdengar melalui speaker
5.      Hitung detak jantung janin selama 1 menit
6.      Detak janin akan ditampilkan pada display
Bagian – bagian doppler
·         Tranduser : ini diletakkan diatas obyek (perut). Dalam tranduser ini terdapat : oscilator yang mengbangkitkan frekuensi, transmitter memancarkan frekuensi yang dibangkitkan oscilator, reciver menerima frekuensi yang terpantulkan oleh obyek.
·         Settingan volume : untuk mengatur tinggi rendahnya suara.
·         Speaker : untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara.
·         Display : sebagai penunjukan nilai denyut jantung yang terukur.
Funduscope adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi / mendengarkan denyut jantung janin.
Alat ini fungsi hampir sama dengan Stetoskop. dalam menggunakan alat funduscope ini, sebelum menggunakan funduscope lakukan pemeriksaan leopold terlebih dahulu pada ibu hamil pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jika pemeriksaan leopold sudah dilakukan dan sudah menemukan bagian punggung janin di sebelah kanan / kiri ibu pada pemeriksaan leopold 2 biasa dikenal dengan puka ( punggung kanan ) / puki ( punggung kiri ). Letakkan funduscope pada perut ibu sesuai dengan posisi puka / puki pada janin, dengarkan detak jantung janin sambil memegang tangan ibu untuk merasakan nadi ibu, jika kecepatan djj sama dengan nadi ibu berarti itu bukan djj tapi nadi ibu. DJJ normal : 120 – 160 x/menit.
Cara menghitung djj ada tiga cara, antara lain :
1.      Hitung Djj selama 1 menit penuh.
2.      Hitung Djj selama 30 detik kemudian hasil x 2.
3.      Hitung Djj 5 menit pertama dihitung
      5 menit kedua tidak dihitung
                              5 menit ketiga dihitung
                              5 menit keempat tidak dihitung
                              5 menit kelima dihitung, Kemudian hasilnya x 4.

B.     Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.


DAFTAR PUSTAKA
1.      Alatkesehatan_funduscope.googlebooks.com
2.      Pengertian.fungsidoppler.blogspot.com